Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa ITS Bikin Plastik yang Dapat Dibuat Pakan Ternak

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito

jatimnow.com - Hamdan Kafi Magfuri, mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas atau membuat plastik ramah lingkungan berbahan dasar kentang.

Keunggulan lain dari kantong plastik tersebut dapat dijadikan pakan ternak dan pupuk, serta mudah terurai oleh tanah.

Hamdan menjelaskan tercetusnya ide atau gagasan pembuatan plastik ramah lingkungan itu seiring dengan peningkatan konsumsi sejumlah produk yang menggunakan plastik sintetis pada masa Pandemi Covid-19 guna mendukung pola hidup masyarakat untuk lebih menerapkan protokol kesehatan.

Berdasar pengamatannya, dibanding sebelum masa pandemi, kini banyak masyarakat yang memilih untuk memasak makanan di rumahnya sendiri. Salah satu konsekuensi yang ditimbulkan, adanya penumpukan sampah kantong plastik sekali pakai.

Hamdan menilai permasalahan ini membutuhkan inovasi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak buruk yang ditimbulkan.

Sebab, plastik sendiri merupakan material yang sangat sulit terurai oleh tanah. Panjangnya rantai karbon dalam penyusunan materinya, membuat plastik baru dapat diurai oleh mikroorganisme dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun.

"Lama kelamaan penumpukan kantong plastik ini akan berdampak buruk pada lingkungan. Dengan demikian, ide utama yang harus diangkat adalah plastik yang mudah terurai dan memiliki manfaat lain selain menjadi sampah," ujar Hamdan melalui siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (2/1/2021).

Bermodal riset melalui penelitian-penelitian terdahulu, mahasiswa kelahiran Lumajang ini pun menggagas plastik berbahan dasar pati, yang banyak terkandung dalam umbi-umbian.

Dari sekian banyak jenis umbi-umbian, Hamdan memilih kentang sebagai bahan utama. Selain, mudah ditemui dan ketersediaan sangat melimpah ia berharap bisa menambah pendapatan petani kentang.

"Oleh karena itu, dalam gagasan ini, rencananya petani kentang sendiri yang akan memproduksi plastik ini," ungkap mahasiswa kelahiran tahun 2000 ini.

Dijelaskannya cara pembuatannya, terbilang cukup mudah. Awalnya dia mencari kentang yang tidak lolos sortir untuk dijual di pasar, lalu digiling dan diperas sari patinya.

Baca juga:
Mahasiswa di Surabaya Kembangkan Alat Daur Ulang Plastik Menjadi Bahan Bakar

Kemudian, sari pati ini diendapkan selama beberapa hari hingga menghasilkan endapan tepung. Endapan ini kemudian dicampur dengan platisizer dan kitosan.

Campuran ini kemudian diendapkan, dicetak pada cetakan lembaran, serta dipanaskan pada suhu 120 derajat celcius selama 30-90 menit.

Plastisizer sendiri didapat dari glisoerol dan asam asetat, berfungsi untuk mendapatkan sifat plastik, yaitu untuk memadatkan adonan.

"Sedangkan kitosan didapat dari tepung kulit udang dan cangkang kepiting, berfungsi untuk menaikkan sifat mekanik plastik agar memiliki daya untuk menahan beban," paparnya.

Plastik berbahan dasar kentang ini, menurut Hamdan, memiliki karakteristik yang baik. Dari segi kekuatan tarik saja, plastik ini berkekuatan 28 MPa, di atas standar SNI yang sebesar 27 MPa.

Baca juga:
Mahasiswa ITS Gagas Adat Suku Tengger Jadi Healing Tourism

"Sedangkan dari kemampuan tahan air, plastik ini memiliki kemampuan yang sama dengan plastik pada umumnya. Selain itu, plastik ini tidak mengeluarkan zat karbon seperti plastik pada umumnya, sehingga aman untuk makanan," ungkapnya.

Dia menjelaskan, sampah dari plastik ramah lingkungan berbahan dasar kentang ini dapat terurai dalam waktu 28 hari di dalam tanah.

Oleh karena itu, untuk penyimpanannya, harus diletakkan pada tempat yang tidak memiliki kontak dengan udara yang terlalu banyak.

"Selain itu, sampah dari plastik ini juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk kompos. Harapan lainnya manfaat plastik ramah lingkungan ini dapat dirasakan banyak pihak," tandasnya.