Pixel Codejatimnow.com

Pusat Pelayanan, Pendidikan dan Riset Penyakit Menular RSU dr Soetomo

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito Zain Ahmad
RSU dr Soetomo (Foto: Dok. jatimnow.com)
RSU dr Soetomo (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Pusat Pelayanan, Pendidikan dan Riset Penyakit Menular serta Mobile Molecular Laboratory RSU dr. Soetomo, Surabaya telah diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Pusat Pelayanan, Pendidikan dan Riset Penyakit Menular ini didukung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair).

Dalam peresmian Jumat (17/7/2020) tersebut, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa fasilitas itu menjadi salah satu jawaban atas arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Gedung Negara Grahadi pada saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur 25 Juni lalu.

Saat itu Presiden Jokowi berpesan untuk memberikan layanan kesehatan khususnya Covid-19 berbasis ilmu pengetahuan dan data science serta melibatkan scientist. Pesan itu kembali diulang Presiden Jokowi saat pengarahan kepada para gubernur di Istana Bogor, Rabu (15/7/2020).

"Kehadiran Pusat Pelayanan, Pendidikan dan Riset Penyakit Menular ini sangat penting. Ini menjadi kuat karena disupport oleh FK Unair, dual system antara kekayaan keilmuan FK Unair serta kekayaan para ahli di RSDS," ujar Gubernur Khofifah dalam siaran pers yang diterima jatimnow.com, Sabtu (18/7/2020).

Menurutnya, keberadaan Pusat Pelayanan, Pendidikan dan Riset Penyakit Menular ini menjadi bagian dari penguatan percepatan pelayanan Covid-19 di Jatim serta penyakit menular lainnya terutama di RSDS.

Dia memaparkan, sesuai Hospital Disaster Plan RSDS, ada empat fase penyiapan layanan Covid-19 di rumah sakit ini. Fase pertama atau fase adaptasi adalah fase darurat sambil membangun sarana dan prasarana standar dengan tekanan negatif untuk mengatasi luapan pasien.

Sedangkan fase kedua atau fase standarisasi adalah fase penyediaan fasilitas layanan rawat inap dan rawat darurat bertekanan negatif untuk 200 tempat tidur yang rencana selesai Juli-Agustus 2020 ini.

Sementara fase ketiga atau fase pemantapan yaitu fase di mana semua fasilitas layanan pasien di RSDS sudah dengan cepat memisahkan pasien Covid-19 dan nonCovid, termasuk pengembangan rawat jalan. Fase untuk menyambut era new normal ini diharapkan selesai pada akhir Desember 2020.

Adapun fase keempat adalah fase pengembangan sampai dengan 500 tempat tidur.

"Hospital disaster plan ini melihat fase satu sampai dengan empat. Milestone ini tidak sekedar menjadi bagian dari cita-cita, mimpi, tapi juga perencanaan kita banwa ada tahapan-tahapan yang sudah dicapai dan dilakukan secara terukur," paparnya.

Baca juga:
Balita Tercebur Panci Kuah Panas di Ponorogo

Dalam hospital disaster plan ini, lanjutnya, RSU dr Soetomo telah menyiapkan berbagai langkah. Seperti kesiapan SDM, mulai dokter dan perawat serta kesiapan alat kesehatan termasuk alat pelindung diri (APD).

Terutama untuk dokter dan perawat, sejak awal Maret 2020, RSDS telah mendata ulang jumlah perawat berdasarkan usia dan kondisi co-morbid-nya. Sebab selama 24 jam pasien Covid-19 akan bersama perawat.

Hospital disaster plan yang disiapkan ini untuk memberikan penanganan sebaik mungkin apabila terjadi lonjakan pasien, yakni melalui optimalisasi penanganan pasien dan juga pengorganisasian secara profesional.

Masih kata Gubernur Khofifah, apa yang dilakukan RSU dr Soetomo bersama FK Unair ini merupakan investasi luar biasa dari upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dalam mempercepat penanganan Covid-19.

"Sekarang bagaimana mengendalikan lebih signifikan supaya angka yang terpapar dan yang meninggal bisa kita turunkan dan yang sembuh terus bisa kita tingkatkan. Apalagi saat ini tinggal enam daerah di Jatim yang zona merah," ungkapnya.

Bagian dari Reformasi Sistem Kesehatan Nasional

Baca juga:
Pria Surabaya Habisi Nyawa dengan Gantung Diri, Motifnya?

Gubernur Khofifah menambahkan, peresmian Pusat Pelayanan, Pendidikan dan Riset Penyakit Menular serta Mobile Molecular Laboratory ini juga termasuk bagian dari reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan revisi RKP dan RKPD serta center of excellent yang bisa memberikan jawaban dari permasalahan penyakit menular dan infeksi termasuk Tuberculosis (TBC) di Jatim.

Dimana penyakit TBC di Indonesia merupakan peringkat tiga dunia. Sedangkan Jatim nomor satu di Indonesia.

Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi saat Musrenbangnas secara virtual beberapa waktu lalu, yaitu akan ada revisi dari Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Nasional Tahun 2021 berkaitan dengan reformasi sosial dimana di dalamnya ada reformasi Sistem Kesehatan Nasional.

"Kami juga akan segera merevisi RKPD Provinsi Jatim Tahun 2021 dengan memberi penguatan pada reformasi Sistem Kesehatan Nasional," jelasnya.

Dia juga meminta dan mengajak seluruh akademisi untuk mencari format terbaik, tercepat dan efektif untuk bisa menurunkan angka TBC di Jatim secara signifikan berdasarkan kajian ilmiah dan telaah keilmuan.