Pixel Codejatimnow.com

Wow, Teropong Jiwa Banyuwangi Masuk Top 99 Inovasi Kementerian PAN-RB

Editor : Redaksi  
Program inovatif Teropong Jiwa Banyuwangi masuk Top 99 Inovasi Kementerian PAN-RB
Program inovatif Teropong Jiwa Banyuwangi masuk Top 99 Inovasi Kementerian PAN-RB

jatimnow.com - Program inovatif Pemkab Banyuwangi kembali masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) dari 2.000 lebih inovasi se-Indonesia.

Program tersebut adalah Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (Teropong Jiwa).

Kepala Dinas Kesehatan dr. Widji Lestariono menjelaskan bahwa Teropong Jiwa adalah program pemberian terapi kerja bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang diinisiasi Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi.

Pasien ODGJ yang sudah stabil setelah menjalani serangkaian pengobatan, akan dilatih berbagai keterampilan kerajinan tangan sebulan sekali.

"Terapi kerja ini bertujuan agar pasien ODGJ tidak mengalami kekambuhan. Mereka bisa lebih fokus dan tidak mudah emosional dan yang pasti tujuannya agar mereka bisa mandiri ke depan. Program ini berjalan sejak 2017," terang dr Rio-sapaan dr Widji Lestariono, Rabu (10/7/2020).

dr Rio menambahkan, yang membuat spesial dari program ini adalah setelah mendapat keterampilan, para ODGJ disalurkan ke sejumlah tempat kerja. Ada yang diajak bekerja di UMKM atau diikutkan orangtua asuh.

Caranya, puskesmas mencarikan keluarga yang mau menerima ODGJ yang sudah pulih untuk bisa menjadi bagian dari keluarganya. Program ini khusus bagi ODGJ yang tidak mempunyai keluarga.

Baca juga:
Mahaiswa ITS Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit

"Yang kerja di UMKM, mereka ada yang ikut kerja di industri kue rumahan. Mereka membuat rengginang dan camilan ringan lainnya. Kalau orangtua asuh, mereka ada yang ikut orang dan diajak bekerja di usaha penggilingan beras. Jadi mereka diberi kesibukan untuk meminimalisir kambuh," jelas Rio.

Sementara Penanggung Jawab Kegiatan Program Puskesmas Gitik Rogojampi, Drg. Ai Nurul Hidayah menyebut, sejak diluncurkan tahun tiga tahun lalu, sudah ada 54 ODGJ yang dilatih. Dari angka tersebut, 33 di antaranya telah dinyatakan stabil.

"Mereka diajari membuat aneka kerajinan tangan, seperti membuat kue, lampu, gantungan kunci, tas belanja dan aneka anyaman. Saat ini sebanyak 25 ODGJ telah kerja di UMKM setempat dan 8 orang mendapat orangtua asuh," beber Nurul.

Baca juga:
Pemkot Surabaya Buka Lomba Inovasi Kota Inovboyo 2024, Buruan Daftar!

"Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Pasien ODGJ yang diterapi di sini menunjukkan progress yang menggembirakan. Rata-rata emosi mereka semakin stabil dan kooperatif. Dulu sering timbul kekambuhan, sekarang sudah tidak lagi," jelasnya.

Nurul mengaku, tetap menerapkan prosedur bagi UMKM atau orangtua asuh yang mau menerima mereka bekerja. Sebab ada kondisi khusus yang harus dipahami oleh orang yang akan mempekerjakan mereka.

"Kami buat perjanjian dengan mereka. Misalnya mereka harus memahami bahwa ODGJ yang sudah stabil tersebut tetap tidak bisa dipaksa. Kalau mereka lagi tidak mood kerja, pemilik usaha harus memahaminya, jangan malah dimarah-marahi. Dan kami bersyukur semua memahami aturan ini," pungkasnya.