Pixel Codejatimnow.com

Fattan, Bocah Lumpuh asal Ponorogo yang Tetap Semangat Bersekolah

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Fattan, bocah lumpuh asal Ponorogo yang tetap semangat bersekolah
Fattan, bocah lumpuh asal Ponorogo yang tetap semangat bersekolah

jatimnow.com - Ahmad Fattan Ali Akbar. Meski dalam kondisi lumpuh, bocah asal Desa Coper, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo ini, tampak semangat berangkat ke sekolah. Dengan sabar pula, sang ibu mengantarnya ke sekolah dengan cara digendong.

"Tetap semangat sekolah. Saya tidak pernah berputus asa, walaupun serba keterbatasan," kata Fattan, Sabtu (3/8/2019).

Setiap pagi, Fattan dibantu Tutik Lasiana (34), ibunya menyiapkan semua keperluan sekolah, termasuk mengenakan baju seragam, sebelum berangkat ke SDN 1 Coper, tempatnya menimba ilmu. Meski sekolah itu hanya berjarak 1 kilometer dari rumahnya, Fattan harus diantar dan dijemput sang ibu.

Di sekolah, siswa kelas IV itu berbaur dengan 23 teman sekelasnya yang memiliki fisik normal. Apalagi selama ini, para guru pengajar tidak pernah membedakan Fattan dengan anak didik lainnya.

Fattan menyiapkan keperluan sekolah dibantu Tutik, ibunyaFattan menyiapkan keperluan sekolah dibantu Tutik, ibunya

"Pelajaran yang paling saya suka matematika. Pokoknnya kalau ada pelajaran matematika saya suka," ungkap anak tunggal pasangan Miswanto (46) dan Tutik Lasiana ini.

Fattan mengaku rajin belajar karena memiliki cita-cita menjadi dokter. Alasannya, ia ingin menyembuhkan semua penyakit.

"Jangan sampai ada orang yang lumpuh sejak kecil seperti saya," terangnya.

Sementara, Tutik Lusiana menceritakan, setelah Fattan lahir ke dunia, perkembangan Fattan lebih lambat dibanding teman-teman sebayanya. Di saat temannya sudah bisa merangkak, Fattan baru bisa tengkurap. Temannya bisa berbicara, Fattan masih belum.

Waktu kecil, Fattan pernah dua kali opname di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono. Saat itu, Fattan didiagnosa menderita sakit paru-paru basah. Lalu, Tutik dan suaminya membawa Fattan ke dokter spesialis anak dan spesialis saraf.

"Waktu itu Fattan juga dites sarafnya. Nah saraf tangan dan badan lainnya bisa gerak semua, tapi hanya kakinya tidak bisa gerak. Saat itu, disuruh makan yang banyak oleh dokter," tutur Tutik.

Baca juga:
Bupati Ipuk Beber Komitmen Pemkab Banyuwangi Peduli Difabel, Ini Buktinya

Tutik menjelaskan bahwa usaha menyembuhkan Fattan tidak terhenti di ahli medis saja. Ia bahkan membawa Fattan ke beberapa pengobatan alternatif, salah satunya di Madiun.

Keinginan Tutik agar anaknya sembuh dan normal, ternyata pernah dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggungjawab. Tutik mengaku pernah ditipu saat membawa Fattan ke pengobatan alternatif. Peristiwa itu terjadi saat Tutik membawa Fattan ke pengobatan alternatif di Jalan Sumatera, Ponorogo, 5 tahun silam.

Meski lumpuh, Fattan tak pernah minder saat belajar bersama 23 teman sekelasnyaMeski lumpuh, Fattan tak pernah minder saat belajar bersama 23 teman sekelasnya

Saat itu, si dukun meminta kepada Tutik untuk menebus ramuannya. Meski Tutik menganggap tarif ramuan itu mahal, tetapi demi kesembuhan anak semata wayangnya itu, ia tetap menebus ramuan tersebut.

"Rp 450 ribu jumlahnya, sangat berat bagi kami. Tapi tetap saya beli, demi anak saya," tegasnya.

Setelah terjadi transaksi, lanjut dia, si dukun menyuruh Tutik kembali setelah dua pekan kemudian. Namun, dua pekan didatangi ke lokasi pengobatan, dukun itu ternyata sudah tidak ada.

Baca juga:
Pelindo Terminal Petikemas Ajak UMKM Disabilitas Belajar Digital Marketing

"Saya Tanya tetangga dukun itu, ternyata sudah pindah. Lokasi pengobatannya hanya kontrak. Bukan miliknya sendiri," ujarnya.

Tutik kembali tertipu untuk kedua kalinya saat datang ke sebuah acara di Lapangan Kecamatan Mlarak. Dia datang ke sana setelah mendapat informasi dari tetangganya bahwa ada dukun yang bisa mengobati kelumpuhan Fattan secara gratis.

Namun, saat Tutik berkonsultasi, dukun menyaratkan hal yang sama, yaitu menebus ramuan. Saat itu, sang duku memasang tarif Rp 200 ribu.

"Saya waktu itu gak punya uang, sampai saya berhutang ke tetangga. Ramuan sudah di tangan, tetapi Fattan juga tidak kunjung bisa berjalan," tuturnya.

Akhirnya, Tutik hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya itu. Dirinya hanya berharap ada mukjizat dari Tuhan sehingga Fattan kembali bisa berjalan