Pixel Codejatimnow.com

99 Hari Kerja, Gubernur Khofifah Gratiskan SMA/SMKN

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Arry Saputra
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak

jatimnow.com - Salah satu program Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada 99 hari kerja pertama adalah penggratisan sumbangan pembangunan pendidikan (SPP) bagi SMA dan SMKN, mulai Juli 2019.

Kebijakan Gubernur Khofifah ini tentu menenangkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang selama ini ingin mengambil alih pengelolaan SMA/SMKN karena berbayar.

"Sudah, tahun ajaran baru sudah gratis. Sudah jelas itu SMA/SMK Negeri tidak ada SPP," tegas Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak usai membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jatim dan Seminar Nasional Media Siber bertema 'Good Journalism Vs Hoax di Era Post-truth' di Surabaya, Rabu (18/5/2019).

Emil menambahkan, dalam penggratisan SPP itu, akan ada pertemuan dengan komite sekolah apabila terdapat biaya sukarela dari para wali murid untuk membahas bila ada keinginan berpartisipasi menambah biaya kegiatan dasar sekolah.

"Asalkan bisa disepakati komite sekolah itu, tidak ada larangan. Terlepas dari adanya program tistas (gratis berkualitas) ini," ujar Emil.

Baca juga:
2 Faktor Pendukung Indeks Kesalehan Sosial Jatim Meningkat

Sementara itu, di sekolah swasta juga diberikan bantuan, sesuai surat edaran gubernur tentang besaran SPP wilayah. Namun jika SPP di sekolah swasta tersebut tinggi maka hanya mengurangi biaya SPP saja.

"Jika sebaliknya, SPP di sekolah tersebut lebih rendah maka kita akan membahas pemanfaatan dana yang diterima untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut," tambah mantan Bupati Trenggalek ini.

Baca juga:
Bedanya Zakat melalui Baznas: Kontribusi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Gubernur Khofifah, kata Emil, tidak ingin melihat adanya kesenjangan dari satu sekolah ke sekolah lainnya dalam hal talenta, karena dikhawatirkan nantinya akan jomplang.

"Kita sadar bahwa menggabungkan beberapa best talent memberikan motivasi tertentu. Ini jalan tengah ya, saya lihat apa, bukan hanya di Jatim, di berbagai provinsi sudah mulai mengadaptasi imbauan atau aturan dengan konteks lokal. Sekarang memang penerapannya tidak 100 persen plek seperti itu tapi sudah sangat meluas di masyarakat," pungkasnya.