Pixel Codejatimnow.com

Alas Purwo, Geopark Banyuwangi dengan Ratusan Flora dan Fauna

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Hafiluddin Ahmad
 Candi Hindu bernama Situs Kawitan di dekat pintu gerbang Taman Nasional Alas Purwo
Candi Hindu bernama Situs Kawitan di dekat pintu gerbang Taman Nasional Alas Purwo

jatimnow.com - Untuk berlibur ke Banyuwangi, bukan hanya ada Kawah Ijen yang bisa dituju. Ada satu lagi lokasi yang tak kalah cantik yaitu Taman Nasional (TN) Alas Purwo.

Menyusuri kawasan ini tak ubahnya menjelajahi alam liar di Indonesia yang konon merupakan tanah tertua di Pulau Jawa. Tempat wisata alam Alas Purwo tersebut, berada di ujung tenggara Pulau Jawa, tepatnya berada di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.

Taman nasional seluas 44.037 hektar ini memiliki banyak keindahan yang bisa dinikmati. Apalagi kawasan ini sudah ditetapkan sebagai Geopark Nasional yang merupakan rumah bagi ratusan jenis flora dan fauna.

Dikatakan Muhamad Wahyudi Kasubag TU Balai TN Alas Purwo, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Alas Purwo terus mengalami kenaikan. Pada 2016, tercatat sebanyak 134.130 orang, tahun 2017 sebanyak 137.430 orang dan melonjak jadi 211.049 pengunjung pada tahun 2018.

"Lonjakan ini seiring dengan perkembangan sektor pariwisata di Banyuwangi. Apalagi kini ada penerbangan langsung dari Jakarta dan Surabaya serta direct flight dari Kuala Lumpur. Ditunjang perbaikan akses serta penambahan sarana dan prasarana yang menambah kenyamanan pengunjung, termasuk akses jalan utama di kawasan ini hingga Pantai Pancur," kata Wahyudi.

Untuk menuju ke sana, wisatawan dapat melalui Kota Banyuwangi menuju Kalipait dengan jarak tempuh sekitar satu jam lebih dengan tarif masuk hanya Rp 7.500 per orang.

Memasuki pintu gerbang Rowobendo, pengunjung akan disambut pohon mahoni yang rimbun di sepanjang jalan utama yang kini sudah beraspal mulus.

Tak jauh dari pintu gerbang, wisatawan akan melihat sebuah Candi Hindu yang bernama Situs Kawitan, yang dalam bahasa Jawi Kawi artinya tua. Ini dikaitkan dengan Alas Purwo yang dipercaya sebagai tanah yang pertama kali ada saat penciptaan tanah Jawa.

Setelah itu, perjalanan berlanjut ke Sadengan, sebuah padang savana yang luas. Di savana ini, pengunjung bisa melihat burung merak, rusa dan banteng Jawa. Di sana disediakan menara pantau bagi wisatawan. Jika mau melihat burung merak, harus datang pagi-pagi sekitar pukul 06.00 Wib.

Baca juga:
Cek Lokasi Ngabuburit Seru dan Menegangkan di Alas Purwo Banyuwangi

Taman Nasional Alas Purwo dihuni 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi dan 48 jenis reptil.

Tempat wisata alam ini juga diberkahi deretan pantai eksotis. Maklum saja, Alas Purwo berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Beberapa pantai di sana yaitu Pantai Parang Ireng, Pantai Ngagelan, Pantai Pancur dan Pantai Plengkung.

Di Ngagelan, pantai tempat berlabuhnya penyu bertelur juga ditemui tempat penangkaran tukik (anak penyu) empat jenis penyu. Lalu ada Pantai Pancur, di mana fasilitas di pantai ini lebih lengkap seperti ada musala, tempat parkir dan warung makan.

Terakhir, Pantai Plengkung atau yang dikenal dengan Pantai G-Land adalah tempat surfing para peselancar profesional. Pantai ini punya ombak setinggi 6 meter dan merupakan salah satu tempat surfing terbaik di dunia. Di Alas Purwo ini juga terdapat Gua Istana, yang konon memiliki kegelapan abadi.

Baca juga:
Evakuasi Pesawat yang Mendarat Darurat di Banyuwangi Tunggu Penyelidikan KNKT

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sangat mengapresiasi pemerintah pusat yang telah melengkapi infrastruktur di kawasan tersebut. Pemkab, lanjutnya, telah merancang event sporttourism yaitu Alas Purwo Geopark Green Run pada 17 November 2019 mendatang.

"Event yang masuk agenda Banyuwangi Festival ini untuk mengenalkan Alas Purwo lebih luas. Sudah terbukti bahwa event cara efektif mempromosikan suatu lokasi, yang dampaknya memicu kunjungan wisatawan. Akan menjadi pengalaman baru yang menantang, berlari di tengah rerimbunan hutan yang penuh oksigen," tambah Anas.

Saat ini, Taman Nasional Alas Purwo disiapkan untuk diajukan menjadi bagian dari Global Geopark Network UNESCO badan PBB yang menangani pendidikan, keilmuan, kebudayaan.

"Dengan menjadi bagian geopark dunia, kami berharap konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa terus terjaga sekaligus menyejahterakan masyarakat," harap Anas.