Pixel Codejatimnow.com

Ingat! Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati

Editor : Narendra Bakrie  
Direktur PT AMA, Apt Ge Recta Geson saat menjadi pembicara dalam simposium yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan di Surabaya (Foto-foto: PT AMA)
Direktur PT AMA, Apt Ge Recta Geson saat menjadi pembicara dalam simposium yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan di Surabaya (Foto-foto: PT AMA)

Surabaya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan menggandeng PT. Agro Mitra Alimentare (AMA) sebagai produsen produk suplemen kesehatan probiotik PRO EM1 menggelar simposium.

Simposium itu digelar di Hotel Santika, Gubeng, Surabaya pada Selasa (31/5/2022), yang diikuti para dokter, perawat dan bidan RSUD, klinik dan puskesmas se Kabupaten Bangkalan.

Simposium itu menghadirkan tiga narasumber, yaitu DR dr Alpha Faridah Athiyyah yang menyampaikan manfaat probiotik pada anak dalam mengatasi keluhan penyakit gastritis.

Kemudian, Direktur PT AMA, Apt Ge Recta Geson yang menyampaikan soal aktivitas Antiinflamasi dan Immunobalance Probiotik Multistrain sebagai pencegahan dan terapi penyakit infeksi serta penyakit kronis.

Pembicara ketiga yaitu Prof Dr Subijanto Marto Sudarmo melakukan presentasi tentang 'The Important Role Dysbiosis for Developing Stunting'.

Simposium yang digelar Dinkes Kabupaten Bangkalan bersama PT AMASimposium yang digelar Dinkes Kabupaten Bangkalan bersama PT AMA

Radang adalah mekanisme pertahanan tubuh melokalisir atau menghancurkan jejas atau cidera, yang ditandai dengan gejala:

1. Calor atau demam. Suhu tubuh naik untuk meningkatkan metabolisme pada organ yang cidera.
2. Rubor atau merah. Terjadi mobilisasi dan konsentrasi sel darah merah ke organ yang cidera supaya mendapat asupan oksigen lebih banyak.
3. Tumor atau bengkak. Terjadi penumpukan plasma yang keluar dari pembuluh darah yang melebar pada organ yang cidera agar mendapat asupan nutrisi lebih banyak. Disamping plasma terjadi pula konsentrasi sel darah putih untuk menghancurkan benda asing dan melawan infeksi patogen termasuk virus.
4. Dolor atau sakit. Mediator proinflamasi dilepas pada organ yang cidera menimbulkan rasa nyeri sebagai alarm dari tubuh.
5. Functio Laesae atau gangguan fungsi organ apabila terjadi gejala-gejala berat tersebut di atas. Sebagai isyarat tubuh atau organ memerlukan istirahat.

Ada beberapa macam jejas:

1. Jejas Fisik seperti terpukul, teriris, tergores dan terbakar.
2. Jejas Kimiawi seperti zat kimia beracun, iritatif, radikal bebas dan metabolit patogen.
3. Jejas Biologi dari patogen seperti bakteri, jamur dan virus.
4. Jejas Psikologis seperti stres dan depresi.
5. Jadi radang sangat penting sebagai pertahanan tubuh dan pemulihan masalah kesehatan. Tapi tidak boleh berlebihan yang bisa berakibat kerusakan organ karena keradangan parah yang populer dikenal sebagai badai sitokin.

Keradangan derajad rendah, sistemik (seluruh tubuh) dan berlangsung lama menimbulkan keradangan kronis penyebab penyakit-penyakit kronis seperti kanker, gastritis, hipertensi, diabetes tipe 2 dan gangguan tumbuh kembang anak stunting.

Penyebab keradangan kronis adalah dysbiosis. Keadaan dimana patogen menggeser dominasi probiotik dalam mikrobiota usus. Patogen menghasilkan metabolit seperti LPS, TMAO, CDF, CDT, Nitrosoamin, Nitrit, Secondary Bile Acid dan dominasi patogen berakibat akumulasi radikal bebas.

Stres merupakan hiperaktifitas pikiran berakibat terbunuhnya probiotik dalam usus, sehingga proporsi patogen bertambah. Berkurangnya proporsi probiotik diiringi berkurangnya antioksidan yang merupakan salah satu metabolitnya. Pada gilirannya kekurangan antioksidan menyebabkan akumulasi radikal bebas, yang merupakan produk sampingan proses memproduksi energi dalam sel.

Keradangan lambung (gastritis) disebabkan oleh dominasi bakteri helicobacter pylori akibat stres, makan makanan yang banyak mengandung lemak dan gula dan obat-obatan seperti antibiotik, PPI. Gastritis yang berkepanjangan akan mengakibatkan tukak lambung sampai GERD.

Mencerna makanan, mengoptimalkan penyerapan nutrisi dan memperkaya nutrisi merupakan fungsi penting mikrobiota. Dysbiosis mengganggu fungsi ini sehingga tumbuh kembang fisik dan kecerdasan anak terganggu, terjadilah stunting.

Baca juga:
Membangun Kesehatan Promotif Preventif dengan Functional Medicine

LPS, TMAO dan akumulasi radikal bebas menyebabkan kenaikan sitokin proinflamasi TNF-alpha yang mengakibatkan terjadinya resistensi insulin penyebab diabetes tipe 2. Pada penderita penyakit ini, ikatan antara insulin dan reseptor sel tidak diikuti dengan produksi dan translokasi GLUT-4 yang merupakan pintu masuk glukosa ke dalam sel, sehingga glukosa darah tidak termanfaatkan untuk produksi energi sel.

Dalam artikel sebelumnya dipaparkan bahwa kanker juga disebabkan karena dysbiosis disamping faktor genetik. Ada gut-cancer axis.

Sebaliknya metabolit probiotik seperti Antiinflamasi alami (embelin, gingerol, diallyl sulfide dan 16-alpha hidroxysterone) bisa meredakan keradangan kronis dengan segera.

Metabolit probiotik lainnya, Antioksidan seperti glutathione S transferase, CoQ10 dan asam laktat dapat menetralisir toxin patogen dan radikal bebas.

SCFA (organik rantai pendek) seperti asetat, propionat, butirat dan laktat produksi probiotik berfugsi menghambat pertumbuhan (proliferasi) dan mempercepat apoptosis (kematian terprogram) sel kanker. Sehingga jaringan kanker mengecil sampai hilang apabila terpapar SCFA.

Dinding sel probiotik terbuat dari peptidoglikan dapat mengikat metabolit patogen dan mengeluarkannya melalui BAB.

Suplementasi probiotik multistrain segera merestorasi dysbiosis menjadi mikrobiota yang beragam dan seimbang (eubiosis). Lalu eubiosis ini memodulasi sel imun beserta sitokin-sitokinnya sehingga keradangan kronis reda.

Baca juga:
Probiotik Multistrain, Solusi Aman dari Infeksi Virus dan Patogen saat Umroh

Sel RAW 264.7 mengalami keradangan hebat dan terjadi kematian sel sebanyak 20% dan viable sel tinggal 80% setelah dipapar dengan LPS (metabolit patogen Escherichia Colii).

Terjadi kenaikan signifikan sitokin proinflamasi dan penurunan sitokin antiinflamasi. Setelah diberi extrak metabolit probiotik multistrain, keradangan mereda, yang ditandai dengan penurunan tingkat ekpresi sitokin proinflamasi dengan meningkatkan sitokin antiinflamasi sampai homeostasis atau seimbang, sebagai upaya tubuh untuk lebih cepat memulihkan dirinya sendiri.

Yang menarik dari luaran penelitian di atas adalah setelah sel RAW 264.7 diberi extrak metabolit probiotik multistrain tidak mengalami keradangan ketika dipapar dengan LPS escherichia coli. Tidak ada kenaikan yang signifikan sitokin proinflamasi dan tidak terjadi penurunan yang signifikan sitokin.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah suplementasi setiap hari PRO EM1 mampu mencegah atau memulihkan keradangan kronis dengan membangun keseimbangan respon imun, sehingga bisa menjadi pencegahan dan pemulihan penyakit infeksi dan penyakit kronis.

Dan yang terpenting adalah "mencegah lebih baik daripada mengobati".

DR dr Alpha Faridah Athiyyah saat menyampaikan manfaat probiotik pada anak dalam mengatasi keluhan penyakit gastritisDR dr Alpha Faridah Athiyyah saat menyampaikan manfaat probiotik pada anak dalam mengatasi keluhan penyakit gastritis

 Prof Dr Subijanto Marto Sudarmo melakukan presentasi tentang 'The Important Role Dysbiosis for Developing Stunting' Prof Dr Subijanto Marto Sudarmo melakukan presentasi tentang 'The Important Role Dysbiosis for Developing Stunting'