Mas Dhito Ajak Buah Hati Monitoring Program Pengembangan Korporasi Sapi
Editor : Arina Pramudita Reporter : Bramanta Pamungkas
Minggu, 06 Mar 2022 09:35 WIB

Mas Dhito ajak buah hati dan istri saat monitoring program pengembangan koorporasi sapi. (Foto: dok Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)
Kediri - Ada yang berbeda saat Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramono melakukan monitoring program pengembangan desa korporasi sapi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngaduluwih. Mas Dhito turut mengajak anaknya, Shanaya dan istrinya Annisa Hanindhito dalam melakukan monitoring ini.
Bupati muda ini sengaja mengajak sang anak untuk mengenalkannya bagaimana peternak sapi mengembangkan hewan ternaknya. Mas Dhito menjelaskan, monitoring dilakukan karena ada beberapa titik yang kuota sapinya belum terpenuhi. Menurut rencana, seluruhnya akan terpenuhi pada bulan ini.
Program pengembangan korporasi sapi ini akan diberikan kepada 5 kelompok peternak di Kecamatan Ngadiluwih. Total sapi yang diberikan sebanyak 1000 ekor dengan 500 sapi bakalan untuk fattening atau penggemukan, dan 500 sapi impor untuk pengembangbiakan.
Hingga 4 Maret 2022, sapi yang diterima oleh kelompok tani Banjasari Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih mencapai 135 ekor. Jumlah ini terdiri 100 ekor sapi bakalan dan 35 ekor sapi impor. Dari sapi yang sudah diterima tersebut, sudah ada 27 ekor sapi bakalan yang siap dijual. Meski demikian, penjualan tersebut akan dilakukan setelah seluruh kuota sapi diberikan.
"Penjualan sapi menunggu semua kuota terpenuhi, tidak bisa langsung dijual," ujar Mas Dhito, Sabtu (5/3/2022).
Mas Dhito ajak keluarga saat monitoring program pengembangan koorporasi sapi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih menjelaskan, selain 27 sapi bakalan yang siap dijual dan dipotong, terdapat juga 6 sapi betina yang melahirkan, 23 bunting, dan sisanya masih negatif atau belum bereproduksi.
Tidak hanya sapi yang dikembangkan, bahkan peternak di program ini sudah mampu memanfaatkan biogas dari limbah kotoran sapi. Selain itu, mereka juga telah membuat pupuk dari limbah kotoran yang per harinya bisa mencapai 20 kilogram. Dengan cara demikian, kandang komunal ini tidak akan mencemari lingkungan dengan bau menyengat.
Peternak ini akan terus berbenah untuk proses manajemen pengembangbiakan dan penggemukannya. Pasalnya dengan jumlah yang terbilang banyak, peternak dituntut untuk memberikan perhatian ekstra kepada sapi-sapi tersebut.
“Harapanya, kuotanya agar segera terpenuhi sehingga untuk target penjualan atau pemotongan sapi ini bisa berjalan sesuai target, petunjuk pelaksanaan dan bisa berkembang lebih pesat tentunya,” pungkasnya.
(ADV)
Berita Terkait

Mas Dhito Sebut SICITA Kobarkan Semangat Cinta Tanah Air
Jumat, 20 Mei 2022 15:00 WIB
Raih WTP 6 Kali Berturut-turut, Mas Dhito Dorong OPD Terus Optimalkan Kinerja
Jumat, 20 Mei 2022 12:14 WIB
Mas Dhito Minta APERSI Berkontribusi Bagi Pertumbuhan Ekonomi Karesidenan Kediri
Kamis, 19 Mei 2022 20:21 WIBBerita Lainnya

Madrasah se-Jombang Adu Kreasi Video Profil Sekolah
Minggu, 22 Mei 2022 07:43 WIB
5 Berita Trending Pekan Ini: Pernikahan Tanpa Pengantin Pria Masih Mendominasi
Minggu, 22 Mei 2022 06:40 WIB
Pilihan Pembaca: Pelatih Persela, Modus Jual Sabu, Gus Muhaimin
Minggu, 22 Mei 2022 06:24 WIB
Didapuk Jadi Kapten Persebaya, Alwi Slamat: Ini Kebanggaan
Minggu, 22 Mei 2022 00:44 WIB