Pixel Codejatimnow.com

Cerita Mahasiswa asal Ponorogo Bertahan Melawan Virus Corona di China

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Eka Danang Susanto saat berada di rumahnya di Ponorogo
Eka Danang Susanto saat berada di rumahnya di Ponorogo

jatimnow.com - Eka Danang Susanto (18), Mahasiswa Kedokteran Hubei Politeknik University China terlihat sumringah. Eka yang baru menjalani pendidikan satu semester di Negeri Tirai Bambu itu bisa pulang ke rumahnya di Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo.

"Alhamdulilah senang. Saya sujud syukur langsung ketika tiba di Indonesia," kata Eka saat ditemui di rumahnya, Senin (17/2/2020).

Kegembiraan Eka bukan tanpa alasan. Sebab selama tinggal di China, anak tunggal pasangan Teguh Susanto dan Susana itu tidak bisa ke mana-mana dan 'terkurung' dalam kampusnya, akibat serangan Virus Corona.

Serangan Virus Corona di China membuatnya bersama ribuan mahasiswa lain tidak boleh keluar kampus.

"Seperti kota mati. Tidak ada yang boleh keluar dari kampus. Pemerintah setempat juga menghentikan semua aktivitas, termasuk alat transportasi," tutur pemuda lulusan SMK Bakti Indonesia Medica Ponorogo ini.

Dia menyebut, sebenarnya kampusnya berjauhan dengan Kota Wuhan.

Eka Danang Susanto saat berada di rumahnya di Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, Kabupaten PonorogoEka Danang Susanto saat berada di rumahnya di Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo

"Saya di Kota Huwangse. Jaraknya sekitar dua jam kalau naik bus ke Kota Wuhan. Ya kayak Ponorogo ke Ngawi gitu. Alhamdulilah saya masih diberikan kesehatan," ungkapnya.

Di tengah ancaman Virus Corona, Eka dan mahasiswa lain dari Indonesia mendapat kabar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di China. Kabar baik itu adalah pemerintah Indonesia memfasilitasi kepulangan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang menuntut ilmu maupun bekerja di China.

Baca juga:
Golkar Jatim Siapkan Kegiatan Sambut Ramadan, Pengurus Daerah Wajib Tahu

"Sekitar tiga pekan yang lalu ada kabarnya. Tentu saya sangat bahagia. Bapak di rumah juga senang banget. Karena saya bisa balik ke rumah," papar Eka.

Dia malanjutkan, dari China, ia bersama ratusan 237 WNI kemudian diterbangkan menuju Batam, lalu dikarantina selama 14 hari di Pulau Natuna. Selama di Natuna, karantina berlangsung sangat menyenangkan.

"Apapun yang kami butuhkan langsung disediakan. Kami dibuat have fun. Tidak boleh mikir apapun," bebernya.

Setelah karantina 14 hari, Eka dan semua WNI di Natuna dikembalikan ke daerah asalnya masing-masing. Dari 237 orang, 65 di antaranya berasal dari Jawa Timur, termasuk dirinya.

"Setelah mendarat di Juanda, kami diantar ke rumah masing-masing, termasuk saya ke Ponorogo. Ya yang dari Ponorogo cuma saya saja," jelasnya.

Baca juga:
Menkes Perkirakan Pandemi Covid-19 Berubah jadi Endemi

Dia berharap penyebaran Virus Corona segera berakhir. Sebab dia masih ingin kembali ke China untuk meneruskan kuliahnya. Meskipun saat ini perkuliahan masih bisa dilakukan dengan sistem online.

"Ya pengen jadi dokter. Pengen kembali ke China untuk menuntut ilmu kembali," pungkasnya.