Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa Untag Surabaya Ciptakan Konsep Pembelajaran Jarak Jauh

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Mahasiswa Teknik Informatika Untag Surabaya Trio Wicaksono ciptakan konsep adaptif learning untuk pembelajaran jarak jauh
Mahasiswa Teknik Informatika Untag Surabaya Trio Wicaksono ciptakan konsep adaptif learning untuk pembelajaran jarak jauh

jatimnow.com - Mahasiswa Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Trio Wicaksono mengembangkan konsep adaptif learning untuk pembelajaran jarak jauh.

Mahasiswa kelahiran Bangka Belitung, 26 Juni 1997 ini menciptakan konsep adaptif learning untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh yang mayoritas telah diterapkan di perguruan tinggi, agar berjalan dengan maksimal.

"Adaptif Learning yang saya buat terinspirasi E-learning buatan dosen yang dibuat berdasarkan kepribadian. Makanya saya ingin mengembangkan berdasarkan gaya belajar," ungkap Trio ditemui di Kantor Badan Sistem Informasi (BSI) Untag Surabaya, Selasa (13/8/2019).

Trio mengungkapkan konsep tersebut akan memberikan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar seseorang. Karena setiap pribadi memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lain.

"Nantinya saat ada materi dari tentornya bisa di grouping atau dibuat kelompok belajar sesuai dengan gaya belajarnya," ulas Trio.

Penentuan gaya belajar ini dibagi berdasarkan 4 dimensi dan 8 gaya belajar. Di antaranya dimensi pemprosesan yang terdiri dari gaya belajar aktif dan reflektif. Kelompok belajar dimensi ini cenderung mempelajari materi dengan praktik.

"Jadi sebelum berfikir mereka harus diajak riset," urainya.

Trio Wicaksono bersama dosen pembimbing Untag SurabayaTrio Wicaksono bersama dosen pembimbing Untag Surabaya

Ada pula dimensi persepsi yang terdiri dari sensing dan intuitif. Kelompok belajar ini gaya belajarnya cenderung menghubungkan materi satu dengan lainnya.

"Ada juga dimensi input terdiri dari gaya belajar visual dan verbal. Kategori ini gaya belajarnya lebih tertarik pada video dan penulisan dalam pembelajarannya," lanjutnya.

Baca juga:
Kisah Mahasiswa Unair Lebaran dan Puasa di Yunani, Demi Apa?

Terakhir yaitu dimensi pemahaman, terdiri dari gaya belajar sekuential dan global. Kategori ini gaya belajarnya harus runut materinya.

"Jadi untuk menentukan pengguna masuk kelompok belajar mana, mereka harus mengisi kuisioner saat login ke website. Kuisioner ini tentang kecenderungan gaya belajar dia," paparnya.

Kuisioner yang terstandar ini terdiri dari 44 pertanyaan. Hasilnya akan menentukan mahasiwa masuk kategori yang mana dan bisa mengikuti pembelajaran sesuai kelas gaya belajarnya.

"Jadi mereka lebih mengerti materi yang dipelajari," tambahnya.

Sementara itu, untuk tentor dituntut membuat materi dengan beragam jenis karena banyaknya kelompok belajar yang ada. Tetapi para tentor sudah bisa membuat materinya sesuai panduan di website E-learning.

Baca juga:
Pria di Kota Malang Masuk Kos Mahasiswa lalu Curi Laptop

"E-learning ini sudah dicobakan ke 277 mahasiswa untuk menentukan gaya belajar mahasiswa. Nanti bisa dikembangkan lagi dengan penelitian lebih lanjut," sambungnya.

Dosen pembimbing Trio, Supangat menjelaskan, inovasi mahasiswanya yang dijadikan tugas akhir ini bisa dikembangkan ke pendidikan jarak jauh di Untag. Selain itu, pembelajaran jarak jauh juga menjadi program Kemenristekdikti.

"Jadi tidak asal belajar jarak jauh. Kami bisa menentukan model yang benar seperti apa nantinya," terang Supangat yang juga merupakan Dosen Teknik Informatika Untag Surabaya ini.

Kepala Badan Sistem Informasi (BSI) Untag Surabaya ini menambahkan, penelitian yang saat ini tengah dikembangkan juga menjadi riset yang telah didaftarkannya dalam jurnal terindeks scopus dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

"Saat ini kita daftarkan ke HaKI semoga bulan depan prosesnya sudah selesai dan segera mendapatkan hak paten atau sertifikasinya," imbuhnya.