Pixel Codejatimnow.com

Bambang DH Sampaikan Soal Transportasi Massal ke Gubernur Khofifah

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Arif Ardianto
Bambang DH dan Gubernur Khofifah
Bambang DH dan Gubernur Khofifah

jatimnow.com - Pembangunan transportasi massal antar daerah untuk wilayah Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya- Sidoarjo-Lamongan (Gerbang Kertasusila) memerlukan kereta api sebagai transportasi massal antar daerah.

Wali Kota Surabaya periode 2002-2010, Bambang DH mengatakan pembangunan moda transportasi massal antar daerah perlu untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang semakin parah.

Pokok-pokok pikiran tersebut disampaikan Bambang DH ketika bertemu Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa disela pelantikan pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, beberapa waktu lalu.

Menurut Bambang, ketika masih menjabat Wali Kota, pernah merintis dengan menggandeng teknologi dari SNCF Perancis, perusahaan kereta api dalam membuat studi.

Saat itu, Ia juga membahas serius dengan Pemprov Jatim dan Dephub untuk mengembangkan angkutan kereta model elevated di wilayah Gerbang Kertasusila.  Untuk tahap pertama, jalur yang siap dibangun adalah Kandangan–Sidoarjo sepanjang 43 kilometer dengan anggaran Rp 4,2 triliun.

Kereta dipilih sebagai alternatif angkutan massal karena banyak kelebihan. Kecepatan tinggi, daya tampung banyak, dan bebas polusi. Sarana ini cocok diterapkan di wilayah yang dibelit masalah kemacetan lalulintas, termasuk kawasan Gerbang Kertasusila yang saat ini terus berkembang.

Merujuk pada studi SNCF Perancis yang dilakukan ketika itu, kata Bambang DH, model elevated-lah yang cocok diterapkan di Jatim sehingga mampu mengurangi kecelakaan di persimpangan. Skenario pendanaan ketika itu juga telah dirumuskan. Yakni, 35 persen pemerintah (rinciannya pusat 15 persen, pemprov 15 persen, dan kabupaten/kota 5 persen). Sisanya berasal dari pinjaman lunak.

Sedangkan pembangunan pada tahap 2 yakni jalur Lamongan-Kandangan, Wonokromo-Tarik-Mojokerto, Sidoarjo-Tarik sepanjang 110 kilometer membutuhkan dana Rp 13,2 triliun. Untuk tahap 2 skenario pendanaan full investor.

Jadi keterlibatan pemerintah termasuk provinsi, kabupatan, kota, hanya pada pembangunan tahap 1 saja.

Baca juga:
Menjelajah Kota Dengan Feeder Wirawiri Suroboyo

"Harapan saya, Ibu Gubernur Khofifah bisa mengawal terealisasinya moda transportasi model elevated. Terlebih setelah pemerintah kota resmi membatalkan proyek MRT sebagaimana pemberitaan yang ada," kata Bambang DH, Minggu (31/3/2019).

Kereta Gerbang Kertasusila merupakan hasil survei lembaga Prancis, yaitu Societe Nationale des Chermins de fer Francais (SNCF), bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh November 1945 (ITS) Surabaya pada 2005-2007.

"Dasar proyek kereta api terintegrasi yang juga menghubungkan Bandara Juanda itu didasari oleh survei SNCF dengan biaya survei sekitar Rp 20 miliar. Ke depan, SNCF bisa mengajak dari Prancis untuk membiayai proyek tersebut yang total investasinya mencapai Rp 17,39 triliun," ujar caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil Jatim I Surabaya-Sidoarjo ini.

Proyek Kereta Gerbang Kertasusila itu akan dibagi dalam dua tahap, di mana tahap pertama akan menghabiskan dana Rp 4,17 triliun dan tahap kedua sebesar Rp 13,22 triliun.

"Total dana Rp 17,39 triliun itu mencakup pengerjaan dan pengadaan prasarana jalur rel, termasuk membuat jalur KA elevated (layang), pembangunan stasiun dan shelter serta sarana penunjang lainnya," ujarnya.

Baca juga:
Transportasi Umum di Jombang Kritis, Sub Terminal Ngoro Mati Suri

Khusus untuk lintasan Bandara Juanda-Waru, Sidoarjo diupayakan melibatkan PT RaiLink (Perusahaan patungan PT Kereta Api dan PT Angkasa Pura). Berdasarkan data yang dihimpun, pada tahap pertama proyek KA itu berupa pengembangan jaringan kereta untuk ruas Kandangan-Surabaya-Waru-Sidoarjo sepanjang 42 kilometer.